Pengertian Pariwisata Menurut terminologi pariwisata diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata dapat terbentuk apabila ada pelaku wisata demand yang memang mempunyai motivasi untuk melakukan perjalanan wisata, ketersediaan infrastruktur pendukung, keberadaan obyek wisata dan atraksi wisata yang didukung dengan sistem promosi dan pemasaran yang baik serta pelayanan terhadap para pelaku wisata supply. Terkait dengan Undang-undang Tahun 2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Pengertian PariwisataPariwisata BerkelanjutanIndikator dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Indicators of Sustainable Development for Tourism DestinationsPengembangan PariwisataObyek dan Daya Tarik WisataDampak PariwisataPelaku PariwisataSumber Bacaan Menurut World Tourism Organization WTO Pitana,2009 dalam Pengantar Ilmu Pariwisata, pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan seseorang yang bepergian ke atau tinggal di suatau tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih dari satu tahun secara terus-menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya. Menurut rumusan International Union of Official Travel Organization UOTO, kini UN-WTO dalam Pitana 2009 pada tahun 1963, dimaksud dengan tourist dan excurtionist adalah sebagai berikut Wisatawan tourist yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang dikunjunginya dengan tujuan perjalanan Pesiar, untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olah raga. Keluarga, bisnis, konferensi. Pelancong excurtionists adalah pengunjung sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginyatermasuk pelancong dengan kapal pesiar. Menurut Gamal 2002, pariwisata merupakan sebagai bentuk suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Charles R. Goeldner, J. R. Brent Ritchie 2009 dalam Tourism Principles, Practices, Philosophies menyatakan bahwa setiap usaha untuk mendefinisikan pariwisata dan untuk menggambarkan ruang lingkungan sepenuhnya harus mempertimbangkan berbagai kelompok yang dipengaruhi dan berpartisipasi dalam industri ini. Perspektif mereka sangat penting bagi perkembangan suatu definisi yang komprehensif. Empat perspektif pariwisata yang berbeda dapat diidentifikasi yaitu Wisatawan yaitu orang-orang yang bertujuan mendapatkan pengalaman psikis dan fisik serta kepuasan. Sifat ini akan sangat menentukan tujuan yang dipilih untuk menikmati kegiatan. Para pelaku usaha yang menyediakan barang dan jasa wisata. Orang melihat bisnis pariwisata sebagai kesempatan untuk membuat profit dengan menyediakan barang dan jasa yang sesuai permintaan pasar pariwisata. Pemerintah daerah. Politisi melihat pariwisata sebagai faktor kekayaan dalam perekonomian yurisdiksi mereka. Perspektif mereka terkait dengan pendapatan warga mereka yang dapat diperoleh dari bisnis ini. Politisi juga mempertimbangkan penerimaan devisa dari pariiwsta internasional serta penerimaan pajak yang dikumpulkan dari pengeluaran wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam kebijakan pariwisata, pengembangan, promosi, dan implementasi. Masyarakat lokal yaitu masyarakat lokal yang biasanya melihat pariwisata sebagai faktor budaya dan ketenagakerjaan. Yang penting bagi kelompok ini, misalnya adalah efek dari interaksi antara sejumlah besar pengunjung internasional dan warga. Efek ini mungkin bermanfaat finansial atau berbahaya, atau keduanya. Menurut Yoeti 1992 Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lainnya, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi alat untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Pariwisata Berkelanjutan Definisi pariwisata berkelanjutan menurut World Tourism Organization menunjukkan dari adanya keserasian antara kebutuhan ekonomi, sosial, dan di satu pihak mempertahankan integritas budaya, proses ekologi essensial, keanekaragaman hayati, dan sistem penunjang kebutuhan pada lain pihak. Prinsip kepariwisataan berkelanjutan menurut WTO dalam Koesnadi 2002 82 dapat dijabarkan berikut Sumber daya alam, historis, budaya, dan lain-lain untuk kepariwisataan dikonservasi untuk pemanfaatan berkesinambungan di masa depan, dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekarang. Pengembangan kepariwisataan direncanakan dan dikelola sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan dan sosio kultural yang serius di wilayah wisata. Kualitas lingkungan yang menyeluruh di wilayah wisata dipelihara dan ditingkatkan dimana diperlukan. Kepuasan wisatawan yang tinggi dipertahankan sehingga daerah tujuan wisata akan tetap memiliki daya jual dan popularitasnya. Manfaat dari kepariwisataan tersebar luas di seluruh masyarakat. Pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil, secara etika dan sosial masyarakat Piagam Pariwisata Berkelanjutan, 1995. Indikator dalam Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Indicators of Sustainable Development for Tourism Destinations Menurut World Tourism Organization WTO mengembangkan indikator untuk pembangunan atau pengembangan pariwisata berkelanjutan yang merupakan bukti komitmennya untuk mendukung Agenda 21, sebagai kelanjutan dari disusunnya Agenda 21. Indikator yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat keberlanjutan suatu destinasi wisata adalah a. Kesejahteraan well being masyarakat tuan rumah b. Terlindunginya asset-aset budaya c. Partisipasi masyarakat d. Jaminan kesehatan dan keselamatan e. Manfaat ekonomi f. Perlindungan terhadap aset alami g. Pengelolaan sumber daya alam yang langka h. Pembatasan dampak dan, i. Perencanaan dan pengendalian pembangunan Pengembangan Pariwisata Menurut Darminta 2002474 dalam Wulandari 201517 pengembangan adalah suatu proses atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna, dan berguna. Pengembangan pariwisata menurut Pearce 1981 12 dapat didefinisikan sebagai usaha untuk melengkapi atau meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan masyarakat. Menurut Hadinoto 1996, ada beberapa hal yang menentukan dalam pengembangan suatu obyek wisata diantaranya adalah 1. Atraksi Wisata Atraksi merupakan daya tarik wisatawan untuk yang diidentifikasikan sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan sebagainya perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa aktraksi wisata, tidak ada perisitiwa, bagian utama lain tidak akan diperlukan. 2. Promosi dan Pemasaran Promosi merupakan suatu rancangan untuk memperkenalkan atraksi wisata yang ditawarkan dan cara bagaimana atraksi dapat dikunjungi. Untuk perencanaan, promosi merupakan bagian penting. 3. Pasar Wisata Mayarakat pengirim wisata Pasar wisata merupakan bagian untuk perencanaan belum/ tidak diperlukan suatu riset lengkap dan mendalam, namun informasi mengenai trend pelaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi, dan sebaganya dan wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang berlibur. 4. Transportasi Pendapatan dan keinginan wisatawan adalah berbeda dengan pendapat penyuplai transportasi. Transportasi mempunyai dampak besar terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. 5. Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan Pelayanan Jasa Pendukung Wisata fasilitas dan pelayanan. Obyek dan Daya Tarik Wisata Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24/1979, tentang penyerahan sebagian urusan Peraturan Pemerintah dalam bidang kepariwisataan pada Daerah Tingkat I adalah sebagai berikut Obyek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan keadaan alam yang mempunyai daya tarik wisata bagi wisatawan untuk dikunjungi. Atraksi wisata adalah semua yang diciptakan manusia berupa penyajian kebudayaan seperti tari-tarian, kesenian rakyat, upacara adat, dan lain-lain. ‘ Ada beberapa syarat teknis dalam menentukan suatu tujuan wisata atau obyek wisata yang dapat dikembangkan, yaitu Pitana,2009 Adanya obyek wisata dan daya tarik wisata yang beraneka ragam site and event attractions. • Site attraction, adalah hal-hal yang dimiliki suatu obyek wisatasejak objek tersebut sudah ada, atau daya tarik obyek wisata bersamaan dengan adanya obyek wisata tersebut. • Event attractions, adalah daya tarik yang dibuat oleh manusia. Assesibiltas, yaitu kemudahan untuk mencapai obyek wisata. Amenitas, yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas di obyek wisata. Organisasi Tourist Organization, yaitu adanya lembaga atau badan yang mengelola obyek wisata sehingga tetap terpelihara. Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud;1995;628 Sedangkan,menurut Undang-Undang No 10 tentang Kepariwisataan, obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Definisi lain menurut Yoeti 2008 daya tarik wisata merupakan obyek atau atraksi wisata apa saja yang dapat ditawarkan kepada wisatawan mereka mau berkunjung ke suatu negara atau DTW Daerah Tujuan Wisata tertentu. Secara garis besar ada empat kelompok yang merupakan daya tarik bagi wisatawan datang pada suatu negara DTW Daya Tarik Wisata yaitu Natural Attractions Kelompok ini adalah pemandangan landscape, pemandangan laut seascape, pantai beaches, danau lakes, air terjun waterfall, kebun raya national park, agrowisata agrotourism, gunung berapi volcanoes termasuk bila dalam kelompok ini adalah fauna dan flora. Build Attractions Termasuk dalam kelompok ini antara lain banguna buildings dengan arsitek yang menarik, seperti rumah adat dan yang termasuk bangunan modern seperti Opera Building Sydney, Jam Gadang Bukittinggi, Taman Mini Indonesia Indah TMII. Cultural Attractions Kelompok ini antara lain peninggalan sejarah historicl building, cerita-cerita rakyat folklore, kesenian tradisional traditional dances, museum, upacara keagamaan, festival kesenian, dan semacamnya. Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem klasifikasi. Secara garis besar daya tarik wisata dibagi ke dalam tiga jenis Pitana, 2009 Daya tarik alam Daya tarik budaya Daya tarik buatan manusia Objek dan Daya Tarik Wisata berupa alam, budaya, tata hidup, dan lainnya yang memiliki nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan, sekaligus juga merupakan sasaran utama wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau Negara. Dalam pengertian luas bahwa apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik minat bagi wisatawan dapat disebut sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata. Pada literatur-literatur luar negeri tidak pernah ditemukan objek wisata dan daya tarik wisata seperti yang kita kenal di Indonesia, namun mereka hanya menggunakan istilah Tourist Attraction saja, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik untuk mengunjungi daerah tertentu, dimana Tourist Attraction itu juga merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong wisatawan untuk mengunjunginya. Objek dan Daya Tarik Wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi atau menjadi sasaran bagi wisatawan. Hal ini juga diungkapkan oleh Drs. Oka A. Yoeti, dimana ada beberapa hal yang menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah. Hal-hal tersebut adalah 1. Benda-benda yang tersedia di alam semesta, yang dalam istilah pariwisata disebut natural amenities. Termasuk dalam kelompok ini adalah Iklim Bentuk tanah dan pemandangan Hutan belukar Flora dan fauna Pusat kesehatan Hasil ciptaan manusia dalam istilah pariwisatanya disebut man made supply yang berupa benda-benda sejarah, kebudayaan dan keagamaan. 2. Tata hidup masyarakat way of life Membicarakan objek dan atraksi wisata baiknya dikaitkan dalam pengertian produksi dan industri pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu karena sampai sekarang ini masih dijumpai perbedaan pendapat antara para ahli mengenai pengertian produk industri pariwisata dari satu pihak dan atraksi wisata pihak lain. Produk industri pariwisata, meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan atau dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah dimana biasanya ia tinggal, sampai kedaerah tujuan wisata yang dipilihnya dan kembali kerumah dimana ia berangkat semula, jadi objek dan atraksi wisata itu sebenarnya sudah termasuk dalam produk industri wisata karena kalau tidak, motivasi untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata tidak ada, padahal kita yakin pada suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata. Dan ada pula alasan wisatawan akan berkunjung ke daerah tersebut bila mereka merasakan manfaat kepuasan atau pelayanan yang diberikan. Jadi kita dapat mengatakan suatu objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak ada persiapan terlebih dahulu dimana seorang saja dapat menikmatinya tanpa bantuan orang lain, karena memang sifat objek wisata tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan atau bersifat monumental, contohnya pemandangan alam dan bangunan bersejarah. Lain halnya dengan atraksi wisata yang apabila sesuatu itu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat dan wisata ini sifatnya adalah entertainment atau hiburan yang digerakkan oleh manusia seperti tari-tarian, upacara adat daan lainnya. Oleh sebab itu, perlu persiapan khusus untuk dapat menikmatinya. Dampak Pariwisata Menurut Faizun 2009 dampak pariwisata adalah perubahan-perubahan yang terjadi terhadap masyarakat sebagai komponen dalam lingkungan hidup sebelum ada kegiatan pariwisata dan sesudah ada kegiatan Cohen 1984, Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal ada 8 kelompok besar yaitu 1. Penerimaan devisa, 2. Pendapatan masyarakat, 3. Kesempatan kerja, 4. Harga, 5. Distribusi manfaat, 6. Kepemilikan dan kontrol, 7. Pembangunan umum, 8. Pendapatan pemerintah. Menurut Kusudianto 1996 bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf, kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Pelaku Pariwisata Wisatawan Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dari yang terjadi dalam kehidupan mereka berdampak langsung pada kebutuhan wisata yang dalam hal ini permintaan wisata. Pendukung Jasa Wisata Kelompok ini adalah usaha yang tidak secara khusus menawarkan porudk dan jasa wisata tetapi seringkali bergantung kepada wisatawan sebagai pengguna jasa dan produk tersebut. Pemerintah Pemerintah mempunyai otoritas dalam pengaturan, penyediaan dan peruntukkan berbagai infrastruktur yang terkait dengan kebutuhan juga bertanggung jawab dalam menentukan arah yang dituju perjalanan wisata. Masyarakat Lokal Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata yang menjadi salah satu peran kunci dalam pariwisata. Karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan yang akan menyediakan sebagai besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Sumber Bacaan I Gede Pitana., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta Penerbit Andi Oka A. Yoeti. 1992. Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta Pradnya Paramita. Oka A. Yoeti. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Penerbit Kompas. Jakarta Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta UI Press Faizun, Moh. 2009. Dampak Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Kartini Terhadap Masyarakat Setempat di Kabupaten Jepara. Tesis Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang. Dwi Wulandari, 2015, “Kemenpar Rilis Lima Destinasi Wisata Kuliner Unggulan†November, Pearce, D. 1981. Tourist Development. New Zealand University of Cantenbury; miege, j . 1933. La vie touristique en savoie, revue de geographie alpine, 23, 749-817 and 1934, 24, 5-213 ; Miossec, 1976 elements pour une theorie de l’espace touristique, les cashiers du tourisme, c-36, chet, aix-en-province.
MenurutA. Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” tahun 1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagiDiscover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Referensi Utama Utama, I Gusti Bagus Rai. 2015. Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009, daya tarik wisata bisa dijelaskan sebagai segala sesuatu yang mempunyai keunikan, kemudahan, dan nilai yang berwujud keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan para wisatawan. Sedangkan menurut Yoeti 2006164, menyatakan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Begitu juga dengan Pendit 2003 35, menyatakan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan mempunyai nilai untuk dikunjungi dan dilihat. Pada dasarnya, daya tarik wisata dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni daya tarik wisata alamiah, dan daya tarik wisata buatan. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Daya tarik yang dapat disaksikan what to see, hal ini mengisyaratkan bahwa pada daerah harus ada sesuatu yang menjadi daya tarik wisata, atau suatu daerah mestinya mempunyai daya tarik yang khusus dan atraksi budaya yang bisa dijadikan sebagai hiburan bagi wisatawan. Apa yang disaksikan dapat terdiri dari pemandangan alam, kegiatan, kesenian, dan atraksi wisata. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan what to do, hal ini mengisyaratkan bahwa di tempat wisata, menyaksikan sesuatu yang menarik, wiatawan juga mesti disediakan fasilitas rekreasi yang bisa membuat para wisatawan betah untuk tinggal lebih lama di tempat tujuan wisata. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Sesuatu yang dapat dibeli what to buy, hal ini mengisyaratkan bahwa tempat tujuan wisata mestinya menyediakan beberapa fasilitas penunjang untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat yang bisa berfungsi sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal wisatawan. Alat transportasi what to arrived, hal ini mesti mampu dijelaskan bahwa untuk dapat mengunjungi daerah daya tarik tujuan wisata tersebut, kendaraan apa yang digunakan dan berapa lama wisatawan tiba ke tempat tujuan wisata yang akan dituju. Penginapan where to stay, hal ini menunjukkan bagaimana wisatawan akan dapat tinggal untuk sementara selama mereka berlibur. Untuk menunjang keperluan tempat tinggal sementara bagi wisatawan yang berkunjung, daerah tujuan wisata perlu mempersiapkan penginapan-penginapan, seperti hotel berbintang atau hotel tidak berbintang dan sejenisnya. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Situs Warisan Dunia UNESCO bahasa Inggris UNESCO’s World Heritage Sites adalah sebuah tempat khusus misalnya, Taman Nasional, Hutan, Pegunungan, Danau, Pulau, Gurun Pasir, Bangunan, Kompleks, Wilayah, Pedesaan, dan Kota yang telah dinominasikan untuk program Warisan Dunia internasional yang dikelola UNESCO World Heritage Committee, terdiri dari 21 kelompok 21 state parties yang dipilih oleh Majelis Umum General Assembly dalam kontrak 4 tahun. Sebuah Situs Warisan Dunia adalah suatu tempat Budaya dan Alam, serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah Warisan bagi generasi berikutnya. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 1991 - Taman Nasional Komodo [190] [191] 1991 - Taman Nasional Ujung Kulon [192] [193] 1991 - Candi Borobudur [194] 1991 - Candi Prambanan 1996 - Situs manusia purba Sangiran [195] 1999 - Taman Nasional Lorentz [196] [197] 2004- Hutan hujan tropis Sumatera Taman Nasional Sembilang, Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan 2011-Batik Indonesia 2012- Lanskap Budaya Provinsi Bali 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Menurut Pendit 1994, pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara, atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Menurut Pendit 199925, MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang negarawan, usahawan, cendikiawan dsb untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Sedangkan menurut Kesrul 20043, Mice sebagai suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok orang secara bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meetings, incentive travels, conventions, congresses, conference dan exhibition. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Meeting adalah istilah bahasa inggris yang berarti rapat, pertemuan atau persidangan. Meeting merupakan suatu kegiatan yang termasuk di dalam MICE. Menurut Kesrul 20048, Meeting Suatu pertemuan atau persidangan yang diselenggarakan oleh kelompok orang yang tergabung dalam asosiasi, perkumpulan atau perserikatan dengan tujuan mengembangkan profesionalisme, peningkatan sumber daya manusia, menggalang kerja sama anggota dan pengurus, menyebarluaskan informasi terbaru, publikasi, hubungan kemasyarakatan. Menurut Kesrul 20043, “Meeting adalah suatu kegiatan kepariwisataan yang aktifitasnya merupakan perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan orang secara bersama-sama”. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Insentive merupakan hadiah atau penghargaan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada karyawan, klien, atau konsumen. Bentuknya bisa berupa uang, paket wisata atau barang. Menurut Any Noor 20075 yang dikutip dari SITE 1998 dalam Rogers 2003, juga memberikan definisi mengenai incentive adalah incentive travel is a global management tool that uses an exceptional travel experience to motivate and/or recognize participants for increased levels of performance in support of the organizational goals. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Menurut Kesrul, 2004 7, Conference atau konferensi adalah suatu pertemuan yang diselenggarakan terutama mengenai bentuk-bentuk tata karena, adat atau kebiasaan yang berdasarkan mufakat umum, dua perjanjian antara negara-negara para penguasa pemerintahan atau perjanjian international mengenai topik tawanan perang dan sebagainya. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Exhibition berarti pameran, dalam kaitannya dengan industri pariwisata, pameran termasuk dalam bisnis wisata konvensi. Menurut Kesrul 200416, exhibition adalah ajang pertemuan yang dihadiri secara bersama-sama yang diadakan di suatu ruang pertemuan atau ruang pameran hotel, dimana sekelompok produsen atau pembeli lainnya dalam suatu pameran dengan segmentasi pasar yang berbeda. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Menurut perspektif industri pariwisata, agrowisata adalah bagian dari wisata alam yang memiliki etika perencanaan dan filosofis pro pertanian 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Sebutkan dan jelaskan syarat2 Daya Tarik Wisata! Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis daya tarik wisata berdasarkan motif wisatawan berwisata! 9/6/2016 Universitas Dhyana Pura Teladan dan Unggulan Rizal KurniansahAbstrak Keberadaan komponen pariwisata merupakan unsur yang sangat penting dalam pengembangan daerah wisata, komponen tersebut antara lain atraksi, amenitas/fasilitas, aksesibilas, ancillary service organisasi pelayanan yang saling keterkaitan antarsatu sama lain. Hanya saja di daerah wisata tidak semuanya disediakan karena adanya keterbatan dana maupun kemampuan daerah dalam menyediakannya. Salahsatunya adalah di Hutan Kota Giong Siu, dimana dari hasil penelitian ditemukan bahwa dari semua komponen pariwisata yang ada, komponen amenitas yang belum terlalu optimal ketersediaanya dan tidak terawatt dengan baik, serta diperlukan peran Bersama antara pemangku kepentingan untuk bersama-sama dalam mengembangkan daya tarik wisata tersebut. Kata Kunci Atraksi, Amenitas/Fasilitas, Aksesibilitas, Organisasi has not been able to resolve any references for this publication.
Terdapatdua indikator daya tarik wisata menurut Udiyana Ida Bagus Gede, Kepramareni Putu and Erlinawati (2018) yakni: -Keindahan obyek wisata adalah kekaguman atas segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang menarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
PeresmianKampung Lawas Maspati sebagai kampung wisata digelar pada Minggu (24/1/2016), dihadiri Wali Kota Surabaya terpilih Tri Rismaharini dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum PT Pelabuhan Indonesia III Toto Heli Yanto. Kampung Lawas Maspati merupakan sasaran Program Bina Lingkungan dan Kemitraan PT Pelindo III.Adapunmacam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Metode Ceramah. Metode ini merupakan cara konvensional, yaitu dengan menyampaikan informasi secara lisan kepada siswa. Metode ceramah dianggap sebagai metode yang paling praktis dan ekonomis, namun terdapat beberapa kekurangan di dalamnya. Kekurangan:Sedangkan menurut Mc Intosh dikatakan bahwa faktor pembentuk daya tarik wisata dik lasifikasikan sebagai berikut: Sumber Alam, merupakan faktor penilaian utama bag i suatu lokasi daya tarik wisata. Prasarana yang terdiri dari semua jenis pemban gunan. Transportasi, termasuk di dalamnya kapal, kereta api, bus dan fasilitas t ransportasi lainnya. Perhatianpara ahli pada bidang ini sudah ada sejak lama. Dalam catatan Hax dan Majluf (1984), Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kedua table tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, indikator-indikator kekuatan bisnis maupun daya tarik industri serta bobot masing-masing, dapat berbeda bagi SBU yang berbeda. PulauDurai. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dr.Masykur, ST.,MM dalam paparannya menyebutkan bahwa ada 8 tujuan kepariwisataan Kabupaten Kepulauan Anambas : 1. Mengembangkan ekowisata bahari sebagai unggulan didukung budaya melayu berbasis masyarakat dan pendorong perkembangan daya tarik wisata. 2.